welcome

Jumat, 28 Desember 2012

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia, ya semua orang pasti pernah mengalami bahagia. Bagi sebagian orang, bahagia amat mudah ditemukan. Akan tetapi bagi sebagian orang lagi, mereka merasa sulit untuk bahagia oleh karena hal yang kadang tidak ia tau mengapa.

Happy is something that your thinking about happy it self. Sebetulnya bahagia tidak harus ditemukan. Bahagia itu sudah ada dalam diri kita, hanya saja mungkin ia sedang sembunyi entah dimana. Bahagia itu amat sederhana. Bahagia tidaklah harus tertawa, bahagia tidaklah harus berfoya-foya, dan bahagia tidaklah terlihat dari raut muka. Banyak orang yang menyimpan dan menunjukkan bahagia dengan caranya.

Pada hakikatnya bahagia itu memang sederhana. Sesederhana apa yang kita pikirkan tentang makna bahagia itu sendiri. Jika seseorang berfikir bahagia adalah saat-saat tertawa, maka itulah definisi sederhana tentang bahagia menurutnya. Memang tidak bisa dipubngkiri bahwa bahagia memiliki banyak persepsi. Selama itu masih dalam lingkup positif, maka bahagia tersebut masih bersifat sehat. Jadi pada intinya, bahagia tidak harus ditemukan, tapi dimunculkan. Caranya?? Seperti tadi, munculkanlah. Munculkanlah pikiranmu tentang bahagia. Orang biasanya menjadi bahagia bila Orang tidak akan menjadi kecuali bila mereka merasa hidup mereka bermakna. Orang biasanya menjadi bahagia bila mereka menjadikan pikiran mereka bahagia.


29122012
12:37
with love :)
Desi


IDIOTIC OF ME IS YOU



Kau berkata bagai Dionysian
Tapi lihat aku bagai Apollonian
Kebodohan aku itu sebab kau

Kau berkata kita se-kapal
Tapi kau berlayar seorang
Yang tinggal aku itu sebab kau

Bagai Plato mencari katanya
Tapi Socrattes melihat sebelumnya
Yang terkesan itu aku kerana kau

Cecair itu yang kau pilih
Tapi Katarsis ini untuk aku
Yang terasa itu antara aku dan kau

Kata aku terbayang akan kau
Tapi lihat kau membayangi aku
Di lembah paya polusi hygra antara aku dan kau

Yang mengejar itu kau
Tapi mencari itu aku
Ketika kelahiran tragedi, aku itu kau.

09112012

with love :)
Desi

Aku Masih Menyimpan Rindu yang Sama



/1/
Untukmu yang berjarak ratusan kilometer dari pelupuk mata
Untukmu yang pernah mengajaku ke tempat itu
Untukmu yang memaksaku untuk datang ke warteg depan kantor Telkom
menyusuri jalan De-eR
Lalu sampai depan RSUD dr. Soeroto 
Lalu Cafe Lambada
Dan akhirnya jalan Ronggowarsito

/2/
Aku chicken wing kamu burger tanpa keju
Belum sampai menu di meja kau malah berkata:
"Seharusnya kita ke Anturium"
Dan aku hanya tersenyum
Lalu kau bercerita tentang sahabatmu
Kuliahmu...
Gantungan kuncimu
Kucing anggora putih impianmu
Pobia ularmu
Hingga akhirnya kau memaksa cerita tentang "aku" dan pasienku

/3/
Lagi-lagi kau memaksaku dalam boncengan motormu
Aku merasa ada gangguan sensorik...
Motorik...
Menggelitik
Dan aku masih sembunyi di balik tubuhmu
Kau membawaku ke sana
Apotek Irian
Warteg depan kantor Telkom
Lalu berpisah

/4/
107 hari lamanya
aku masih menyimpan rindu yang sama

23082012 7.07pm
-kau bilang hari itu menyenangkan sekali, akupun sama-

With love
Desi :)


Ada apa denganku?


Sekarang ada apa denganku? Apakah aku terlalu banyak masalah? Atau aku yang sedang mencari-cari masalah di tong sampah?
Terkadang aku bingung dalam menyikapi suatu masalah,kenapa? Semua itu seperti bola-bola kecil yang terus menumpuk menumpuk dan penuh. Aku bosan dengan semua itu. Rengekan-rengekan kecil yang sama sekali tak bisa membuatku benar. Sesuatu yang bertolak belakang sepertinya membuat semuanya terasa tepat. Ada kata buruk untuk mengatakan sesuatu itu cantik. Ada kata bodoh untuk mengungkapkan bila ia pintar. Ada kata malas untuk mengungkapkan bila dia sangat rajin. Semua ini bertolak belakang namun saling mendukung satu sama lain untuk dapat hidup. Lalu aku hidup untuk apa?
Aku terkadang memang seperti guyonan kecil yang tak berguna. Sekalipun aku mencari jalan tikus untuk melewatinya semua itu terasa buntu.



28122012
22:38

with love :)
Desi

Desi Juga Punya HATI

Ini adalah postingan ter-gaje yang pernah saya buat. Mungkin karena saya sudah mulai agak gila atau bagaimana. Ini terinspirasi dari kejadian yang sudah lama berlalu. So, happy reading all :D


Kalo ngomongin hati sih semua orang bakalan bilang, AKU PUNYA. Tapi ga semua orang punya 'hati' di dalam 'hatinya'. Agak mbulet sih. -emang lo pikir ?-
Gimana keadaan seseorang ngga bisa nampilin gimana hatinya contoh terdekatnya, aku. Aku yang suka nyuruh nyuruh orang seenak jidatnya. Aku juga punya hati. Aku yang pendiem. (cereeweet banget kalo deket temen sendiri) juga punya hati, yang selalu berasa anak kecil , sok ngimut ngimutin diri, sok cantik (padahal enggak) juga punya hati.

Jadi menurutku kesimpulannya, penampilan hati seseorang beda sama keadaannya. Trus kenapa aku bilang, aku punya hati? Karena...
Aku 'masih' kasian liat anak putus sekolah.
Aku 'masih' trenyuh liat anak jalanan.
Aku 'masih' ga tega liat nenek tua yang tiap hari ngaduk-aduk isi sampah deket kost.
Aku juga 'masih' kasian liat anak yang kondisi nya ga memungkinkan.
Aku sering kasian liat nenek nenek tua tidur di jalan.
Sebenernya sih aku perlu liat ke kaca, ngeliat seberapa kasiannya diriku. (-_-")


Kupingku tebel banget masalah makian, cemooh, rasanan (bahasa jawa). Aku juga sering banget diejekin orang gara-gara si punggung ular dan aku ga denger semua itu sama sekali. Kalo menurut pengamatan ku sih bukannya aku ga peka, cuman emang kupingku tu pinter banget nyaring kata kata yang patut didenger sama enggak. (cari alasan)

Intinya adalah semua orang juga punya perasaan dan hati yang patut dijaga sama orang lain. Jadi ga boleh semena-mena sama orang. Kalo kamu pinter jaga hati orang lain hati kamu juga bakejaga. Kalo enggak ya rasain sendiri. ;p 


28122012
22:10

with love :)
Desi

Sudah Lama Aku Tak Menulis Puisi


Sudah lama aku tak menulis puisi
sebab puisi bukan caraku berlari
dari jalan-jalan sepi
dan jemari kita yang merenggang.

Sudah lama aku tak menulis puisi
sebab puisi tak dapat dibuat-buat
melainkan dilahirkan
oleh malam, hujan, dan pelukan.

Sudah lama aku tak menulis puisi
sebab penyair tersohor itu berkata
puisi ialah sebuah kesadaran, sementara
aku terbius aroma yang kautinggalkan

di meja tulis
di selimut tipis
di kertas folio bergaris
yang menangis.

28122012
21:20
Ngawi, tumben hujannya absen

with love :)
Desi

Rabu, 26 Desember 2012

Skoliosis, aku kembali :'D

Entah berapa lamanya aku sudah tidak menulis tentang skoliosis di sini. Bukan berarti aku melupakannya tapi aku sibuk dengan calon profesiku (ceilee profesi). Jujur sejujur-jujurnya aku agak “sakit” jika harus membahas dan terus membahas skoli.

Aku bahkan lupa kapan terakhir kali terapi. Aku lupa kapan terakhir kali menangis karena skoli. Aku benar-benar lupa. Padahal biasanya, aku bisa menangis lebih dari 3 kali sehari karena monster satu ini dan tak jarang membuatku frustasi. Nangis di pojokan kamar semalaman, ngendon di toilet kampus lama-lama buat puasin nangisnya, nangis di kelas ga jelas, mewek di sepanjang jalan, dan masih banyak bentuk tingkah frustasi lainnya. Tapi kali ini, aku lebih memilih diam dan tersenyum dalam menyikapinya. Mungkin karena memang aku tak begitu menggubrisnya seperti dulu. Mungkin aku merasa dia memang akan selamanya ada, jadi aku harus membiasakan diri. Yup, membiasakan diri. Membiasakan diri untuk capek setelah jalan kaki dari kost ke kampus (walaupun terkadang sering jatuh tanpa alasan), membiasakan diri pegel di pinggang waktu naik turun tangga (ga tau kenapa sering hampir jatuh juga), membiasakan kaki kiri susah buat jalan tanpa alasan, membiasakan diri sesak nafas tiba-tiba dan membiasakan diri stretching di malam hari. Hanya itu, hanya stretching upayaku untuk mengurangi nyeri dan nafas yang dangkal yang diakibatkan tulang belakang yang seenaknya meliuk di tubuhku. Hanya mengurangi loh ya bukan mengobati dan itu artinya sakit-sakitannya bakalan kambuh, kapanpun. 


Dan sekali lagi aku harus membiasakan diri, terlebih calon profesiku yang benar-benar menguras tenaga fisik dan butuh tenaga ekstra tentunya. Untung saja selalu ada teman sebaik mereka yang selalu menguatkan, aku bisa dan pasti bisa mengalahkan kesakitan. Dan tentu saja dia, malaikat yang telah pergi genap 30 hari, aku tak pernah lupa untuk 3S yang selalu membuatku kuat; sabar, senyum dan semangat. Setahuku malaikat itu tinggalnya bukan di bumi, tapi di surga. Jadi aku memang harus siap jika sewaktu-waktu Tuhan mengambilmu. Karena di setiap kata "hay" pasti akan ada "good bye". Tapi ngomong-ngomong, hebat sekali kamu pergi di saat aku sudah mulai melupakan skoli. Disaat kamu berhasil meracuni setiap neuron di otakku sampai akhirnya aku menjadi sangat bodoh karena selalu menuruti kata-katamu. Disaat aku mulai lupa bahwa kesakitan tak memerlukan kesedihan. Kamu adalah bonus yang dikirim Tuhan untukku. Iya, kamu malaikat, malaikat yang khusus dikirim Tuhan untuk membuka mata dan hatiku dan seolah meyakinkan bahwa semua pasti akan baik-baik saja dan aku pasti bisa melewatinya, kau telah berhasil melakukannya.

Dan lagi aku tak tau mengapa Tuhan mengirimku ke dalam dunia yang sama sekali tidak pernah kuinginkan sebelumnya. Apa Tuhan sedang menunjukkan kuasanya bahwa sebenarnya aku sama dengan yang lainnya, aku tidak berbeda, begitukah?? Memang aku tidak berbeda dengan yang lainnya. Yang beda hanya tulang belakangnya. Punyaku meliuk, menari-nari, menusuk-nusuk, manja, dan sedikit genit. Yasudahlah, memangnya mau apa? Aku tak punya banyak uang. Jangankan untuk operasi, untuk terapi saja masih sangat sayang. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha. Aku berdoa agar aku dan skolioser (panggilan untuk penderita skoliosis) lainnya baik-baik saja dengan kondisinya dan bisa melakukan banyak hal seperti orang normal lainnya. Satu hal lagi, aku tak punya alasan untuk tidak mengerti skoli yang sudah terasa mengendap menyelinap di tubuh ini. Dia terlalu indah untuk disebut sebgai musibah.


Ngawi, hujannya sudah berhenti
26122012
21:51
The greatest healing therapy is friendship and love :)
           

with love :)
Desi

Kamu siapa ya? :D


Mana gombalanmu?
Tak lagi terdengar mesra di telingaku
Apa kamu kehabisan bahan gombalan?
Apa kamu tak punya pulsa?
Atau mungkin kamu sudah menemukan mangsa berikutnya?

Aku masih tak tau apa jawabnya
Memang tak perlu tau sebenarnya
Memangnya untuk apa?
Kamu bukan pacarku
Kekasih? Suamiku??
Kamu siapa?

Kamu hanya makhluk berwujud dua kata
Yang sampai saat ini masih sering kueja
Dengan dan selalu terbata-bata

Kamu dan aku
Bukan siapa-siapa
Dan tak tau mau jadi apa
Jangan salahkan dia
makhluk tak bernyawa yang telah menghubungkan kita


26122012
Ngawi, senja setengah hujan tanpa kopi
Kamu sedang apa disana, Faris Anthony?

with love :)
Desi

Entah apa judulnya :D


Untuk seseorang yang tak mungkin membaca puisi ini :D

Apakah seseorang yang kau minta untuk menunggu itu aku?
Hingga selalu ada ruang tunggu
yang ragu-ragu kusebut rindu

Apakah seseorang yang kau jerat itu aku?
Sementara kau terlalu bebas
Hingga aku terlalu mengumbar kecemburuan begitu ganas
Mata dan batinku ikut was-was

Apakah seseorang yang kau culik hatinya itu aku?
Hatiku?
Sampai-samapi aku tak punya hati lagi untuk berbagi
Berkata-katapun aku tak berani

Apakah seseorang yang kau paksa dewasa,
itu juga aku?
Kenapa aku?
Aku masih suka bertingkah seperti bocah
Jangan kau beri aku karbit
Aku hanya takut menjadi dewasa sebelum waktunya
dan aku tidak bisa apa-apa

Biarkan aku tumbuh dewasa dengan cara yang berbeda
Dengan cara yang kupunya
Kau tau, berlama-lama menunggumu
Cukup bisa mendewasakanku

26122012
With love :)
Desi 

Aku yang Terlalu Perasa

Seharusnya rasa itu memang tak pernah ada
Tak seharusnya aku larut dalam buaian rasa
Terlebih ini khayalan tingkat dewa
Tak seharusnya ia ada di sana

Mungki karena aku terlalu perasa
Mungkin aku terlalu peka
Hingga aku terlena dan luka oleh jeratnya
Aku kembali terluka

Mungkin aku terlalu perasa
Kau jadi berpikir bahwa aku menyukaimu juga
Padahal...
Kau tak pernah tau aku meragu
Namun terkadang masih sering membatinmu
Walau sebenarnya kau tak pernah mencoba raba rasaku

Dengarkan aku, sayang
Kau lebih baik diam saja
Atau tetap bicara kosong di sana
Tapi aku pergi saja

26122012
With love :)

Senin, 24 Desember 2012

Kita yang (Sudah) Dewasa


Pada satu masa, aku hanya berpikir untuk bermain
bercanda dan terus merasa bahagia
aku tak merasa gundah
bahkan tersenyum saat menutup mata ketika ibu mematikan lampu
langit kamar yang tetap terasa biru
mengajak untuk melompat bersama
Masa kecil...
adalah saat yang penuh dengan keriangan dan gumpalan semangat
bahkan aku tak peduli, harus terlihat cantik, bersih, dan rapih
aku hanya ingin terus bercanda dalam imaji 
lihat, saat aku tumbuh dewasa bahkan aku tak lagi tersenyum otomatis 
Aku butuh berpikir untuk tertawa
butuh waktu untuk tersenyum
dan butuh orang lain untuk merasa terhibur
bahkan...
aku sudah semakin sulit untuk berimajinasi dalam planet jupiter dan uranus
Kita - semakin dewasa dalam pekik yang datar
Kita - semakin menua dalam kondisi yang setengah menjadi mahal dan angkuh
Kita - menjadi kaku dalam pola-pola yang sudah ada
Kita semakin terikat pada rumusan yang sudah pasti
dan enggan untuk bermain di luar garis
Padahal dulu...
kita sering mewarna di luar batas, 
di luar warna, mencampur warna 
tak peduli apa kata mereka
apakah ini sebuah langit yang tak lagi biru
apakah ini adalah sebuah usia dimana aku tak lagi melompat
apakah ini adalah sebuah imajinasi yang semakin stagnan
yang bahkan tidak bergerak saat merasa sudah berlari kencang...

with love
Desi Fitri :)

Sepotong Percakapan


“:(”
“Ayuk senyum, semanis iceam :)”


“Kenapa air mata ini selalu jatuh tanpa ada aba-aba?”
“Sudah menangisnya? Sekarang ayuk senyum”
“Kenapa aku harus tersenyum?”
“Karena senyummu adalah pelangi dalam hidupku”

                   
“Kenapa kamu menangis?”
“Aku tak tahan sakit di pinggang dan kakiku”
“Kenapa kamu menangis di kamar mandi?”
“Aku tak ingin mereka tau kalau aku sedang menangis sedih”
“Unik”


“Lagi dimana?”
“Di hatimu”


“Memangnya habis darmana? Tumben baru pulang.”
“Abis nyari sesuatu buat beli ice cream.”


“Mau kemana?”
“Ke hatimu.”


“Uda nyampe mana?”
“Hatimu.” 


“Wah namaku terdaftar”
“Dimana?”
“Di hatimu”


“:’(“
“Ayuk senyum, cek tambah manis”


“Aku mau dua ice cream”
“hah??”
“Satu buatku satu lagi buatmu”


“Aku mau check out”
“Kemana?”
“Ke Mars”
“Kenapa aku ga diajak?”
“Karena aku belum mengantongi SIM darimu”
“SIM?”
“Surat Ijin Mengajak dan Diajak”


“Ada yang punya tongkat?”
“Buat?”
“Kakiku sakit lagi, jalanku jadi pincang”
“Seandainya..”
“Seandainya?
“Seandainya aku di situ, aku mau menjadi tongkat untukmu”


”Kenapa aku dilarang pergi sih sama ibuk? Padahal enggak ujan juga”
“Udah jangan ngambek, ayuk nanti sore mau kemana?”


“Sudah selesai belajarnya? Sudah dibereskan buku-bukunya?”
“Sudah”
“Ayuk naik”
“Naik apa? Ke mana?”
“Naik saja ke punggungku, kita akan ke Mars”



Seorang wanita yang menyelamatkan kenangannya lewat ingatan yang tak mungkin ia lupa

with love :)
Desi Fitri

Untuk Dia yang Di Surga

Dulu..
Selalu ada yang menemani saat menjelang tidur, mengantarku ke planet Mars, planet impian kita
Sekarang..
Tak ada, tak ada yang melakukannya
Dulu..
Selalu ada pesan singkat "ting tung" darimu, tak pernah alpa
Sekarang..
Kemana? Apa pending memakan pesannya?
Dulu..
Ada yang selalu minta dua ice cream
Satu untukmu dan satu lagi untukku, katamu
Sekarang..
Jangankan dua..satu saja kau tak pernah minta
Dulu..
"Semangka"-mu tercecer dimana-mana
Bahkan dalam dunia maya aku juga mendapatkannya
Sekarang...
Bukan lagi semangka
Aku justru keracunan melon yang kau tinggalkan di meja makan
Dulu..
Kau bilang senyumku adalah pelangi dalam hidupmu
Jangan menangis lagi, katamu
Sekarang..
Tangisku justru karenamu
Iya kamu!! Tak lagi kutemui pelangi di senyumku oleh karena senyumku palsu
Dulu..
Aku memarahimu karena menurutku kau benar-benar sok tahu
Padahal kau memang benar-benar tau
Sekarang..
Aku kangen marah-marah seperti itu
Dulu..
Kau panggil aku ice cream monster, food cleaner, arek ilik, beta tester,fluegel girl dan banyak lagi
Sekarang..
Maukah kau panggil aku seperti itu lagi?
Dulu..
Kau selalu menjadi orang yang paling mengerti akan monster ini
Bahkan kau selalu bersedia menjadi tongkat saat kaki kiriku terasa sakit yang amat sangat
Sekarang..
Aku tak punya tongkat
Dulu..
Ayuk senyum,semanis ice cream,katamu
Ayuk senyum, cek tambah manis, katamu juga
Sekarang..
Siapa yang peduli aku menangis atau tertawa
Sementara kau hanya diam saja
terbaring lemah disana
Dulu..
Pertama kali kita bertemu di sarang ice cream
Lalu selalu ada pertemuan yang terencana
Sekarang..
Pertemuan kita berbatas batu nisan
Dulu...
Bu bidan jangan sering begadang, katamu
Sekarang..
Tak lagi kudengar perintah seperti itu
Sekarang..
Arek ilikmu lebih sering kesepian
Sekarang..
Ice cream monstermu lebih sering melawan mosternya sendirian
Sekarang..
Sekarang dia miskin dukungan
Sekarang..
Dia seolah terpuruk bangkit tak beraturan
Sekarang..
Fluegel girl-mu masih saja tetap ingusan
Sekarang...
Food cleanermu tetap banyak makan
Dan sekarang..
Dia bingung dengan profesi bidan
Menyedihkan

20122012 1.30
25 hari kepergianmu
Malam ini aku tak bisa tidur. Aku ingat kamu. Apa kamu baik-baik saja?

with love :)
Desi Fitri 

Pelajaran yang Tak Pernah Kuselesaikan

Karena kau tak selalu muncul di dalam mimpiku yang jarang,
setiap malam aku berangkat tidur lebih lama

daripada orang-orang: mendatangkanmu ke dalam kepala
bersama sepasang cangkir kopi hitam-masam
semasam airmata meluncur tanpa aba-aba
menghadirkan hangat yang asing di kedua pipiku


Lalu cangkir ketiga adalah pertanda
bahwa sepasang sebelumnya tak pernah cukup
untuk mendatangkanmu, sebab mengingatmu selalu sama
–tak pernah jadi sederhana


Dan ibuku masih tak bosan mengajariku hal
yang menurutnya paling sederhana di dunia:
“Jika cinta begitu rumit, ubahlah ia
menjadi perkara yang kauikhlaskan”

Untukmu FA
with love :)
Desi


Kafein

Mengapa tak ada satu hari saja
secangkir kopi bisa menggantikanmu
Ataukah kopi berkafein terlalu rendah
ak semembius rindu yang kau tinggal

Kopi yang pekat itu, sebenarnya
akan berganti merah yang mengalir dalam pembuluh darahku
merah yang sampai pada lorong-lorong ingatanku
merah yang tak serupa atas bibirku

Mengapa tak ada satu hari saja
rindu bisa dikompromikan
Ataukah rindu berimplikasi terlalu radikal
tak seperti pahit kopi yang bisa ditakar

Rindu yang menguasai pikiranku, sebenarnya
adalah kafein yang terikat pada secangkir kopi
kafein yang menarik kencang akal sehatku
lalu menjelma candu terhadapmu

with love :)
Desi


Aku Hidup dengan Kertas, Pensil, dan Penghapus


Terkadang aku iri pada mereka
Para Hip-hop dan street dancer
yang menari mengikuti irama
dengan gerakan-gerakan gemulai terkadang patah-patah
membuat mereka yang melihatnya berdecak kagum

Para musisi atau anak band
yang memainkan instrumen pilihan mereka
dengan kemampuan bermusik dan suara merdu sang vokalis
membuat mereka yang menonton dan mendengarnya ikut menganggukkan kepala

Para fotografer
yang membidik tajam melalui lensa mereka
dengan kemampuan yang mumpuni dan feeling yang kuat
membuat mereka yang melihat hasil fotonya terperangah

Aku, bukan seorang dancer
gerakanku kaku, yang melihatku menari hanya akan tertawa melihat kebodohan di depan mereka

Aku bukan pula musisi
suaraku fals, dan aku buta nada, yang mendengarku bernyanyi atau bermain musik pasti akan menutup telinganya dan berkata, "hentikan!"

Juga bukan fotografer
ketika selesai menjepret kamera, orang hanya akan berkomentar "hmmm.." ketika melihat hasil fotoku

Tapi,
Aku punya pensil, penghapus dan kertas.
Di atas kertas aku memegang pensil dengan mantap
Kertas adalah dancefloor-nya, dan di atas dancefloor tangkanku menari dengan handal seperti para dancer itu

Ujung grafit pensilku adalah instrumennya, goresannya di atas kertas menciptakan nada-nada dan musiknya sendiri
Mata, otak dan kertas menyatu menjadi sebuah memory card atau roll film, yang akan melihat, merekam dan mengabadikan semuanya dalam sebentuk ilustrasi sederhana
Di atas kertas aku menari, di atas kertas aku bermain musik, di atas kertas aku menghentikan waktu

Mungkin aku tidak bisa membuat orang berdecak kagum dengan kehebatanku dalam menari, atau meluluhkan hati dengan permainan musik dan dengan hasil jepretanku
Tapi dengan kertas, pensil dan penghapus, aku bisa tersenyum
Dengan kertas, pensil dan penghapus, aku bisa mengabadikan senyummu

Dengan kertas, pensil dan penghapus
Aku hidup
Dan akan terus hidup.
:D

with love :)
Desi Fitri